John Rosborg dalam bukunya yang berjudul " The Perfect School" mengemukakan bahwa terdapat 8 hal yang musti dipertimbangkan dalam menciptakan sebuah sekolah yang hebat. Sekolah yang hebat-masih menurutnya-paling tidak harus memiliki: Perfect Teachers,Perfect Staffs, Perfect Principals Service, Character/Perseption, Curriculum/data /diversity. Finance/Academic Gap dan Hiring and Firing. Terkait dengan sekolah dimana kita mengabdi atau menjadi managernya, mana diantaranya yang telah kita miliki? Semuanya? Atau tidak satupun dari prasyarat yang dikemukan oleh Rosborg yang telah terpenuhi di sekolah kita. Jangan berkecil hati, Inilah saat yang tepat bagi kita untuk memulai membangun sekolah yang hebat itu.
Pada tulisan kali ini,mari kita break down salah satu prasarat sekolah Hebat (saya lebih suka memakai kata Hebat untuk Perfect, Thomas Amstrong menyebutnya sebagai Sekolah Para Jawara) sebagaimana yang diutarakan oleh Rosborg diatas: Perfect teachers. Guru memiliki peran yang sangat sentral dalam pembelajaran. Meski saat ini banyak peran guru diambil alih oleh teknologi, namun peran krusialnya tetap tidak bisa tergantikan. Peran krusial apa sajakah yang tidak mungkin tergantikan itu? Salah satunya adalah kepengasuhan. Inti dari pendidikan itu salah satunya adalah kepengasuhan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak berbudaya menjadi berbudaya, dari tidak baik menjadi baik.
Guru yang baik adalah sosok yang mampu menjadi pengasuh bagi kehausan sang murid akan rahasia-rahasia kehidupannya. Ia seharusnya menjadi tumpuan sekaligus sandaran bagi pencarian pengetahuan-pengetahuan yang mengganggu pikiran sang anak didik. Guru tidak hanya dituntut untuk sabar, telaten, pantang menyerah, ikhlas, jujur namun lebih dari itu. Sosok guru harus mampu menjadi isnpirasi tiada henti bagi sang murid untuk menjadi lebih berarti dalam kehidupannya kelak dikemudian hari. Seorang guru harus mampu menumbuhkan keyakinan dan kecermelangan potensi anak didik mengingat ini adalah bagian dari kepengasuhan itu sendiri. Menurut saya inilah yang disebut Perfect teacher. Seorang Perfect Teacher selalu berfikir kreatif dan melihat segala sesuatu di luar konteks (thinking out the box). Dan memberi ruang yang sama besarnya untuk anak didiknya melakukan hal yang sama. Dia adalah sosok yang tidak terkebiri oleh kurikulum, namun ia harus menjelma menjadi sosok yang bebas dan kreatif mengeluarkan ide-idenya bagi perbaikan pembelajaran. Ia juga harus mau menerima apapun perbedaan dan cara berfikir anak didiknya. Karena baginya, kesalahan adalah bagian terpenting dari kurikulum itu sendiri. Bernard Shaw membagi guru menjadi 4 golongan dan posisi tertinggi itu dicapai oleh guru agung (Great teacher, Perfect teacher) yang selalu menjadi inspirasi tiada henti bagi anak didiknya: Great teacher inspires! Perfect Teacher.Dan saya yakin itu adalah anda!.
Lebih jauh, guru yang baik itu juga ditopang oleh citra diri yang ideal. Bagaimanakah citra diri guru ideal tersebut?. Mengenai citra guru ideal, UNESCO telah melakukan penelitian terhadap 5000 siswa di 50 negara (dikutip dari: ejournal.stainpurwokerto.ac.id/index.php/…/47). Dan dari hasil penelitian itu didapat bahwa
1. Guru adalah seseorang yang pandai memotivasi, menghibur, dan menjadi mitra belajar (Afrika)
2. Guru memberi kehidupan bagi anak-anak, seperti air hujan terhadap lading (Meksiko)
3. Guru mesti sayang, percaya, dan bersahabat, pandai mendengar, dan mengert juga penuh gairah dan penuh perhatian. Guru disukai karena senyuman dan katakatanya yang ramah (Selandia Baru)
4. Guruku pandai menyanyi, pandai bermain, adil, dan pengertian (Vietnam)
5. Guru menyayangi kami seperti anaknya dan selalu menjawab pertanyaan kami walaupun pertanyaan itu bodoh.
6. Guru yang baik memperlakukan laki-laki dan perempuan sama (Austria)
7. Guru tidak boleh mempunyai siswa kesayangan dan tidak membedakan yang kaya dari yang miskin, yang pandai dari yang kurang pandai (Zimbabwe)
8. Guru yang baik tidak suka marah dan mengantuk (Gabon)
9. Guru jangan mudah marah dan kaku, itu membuat kami takut dan tidak mau datang ke sekolah (Ceko)
10. Guru harus berperilaku terpuji karena kami menirunya (Ghana) dan mengajarkan hal-hal yang baik (Chile)
11. Aku suka guru yang menjadikan kelas menyenangkan (Portugal) dan membantuku berpikir dan mencari jawabannya untukku (Zimbabwe)
12. Guru musti cakap secara akademik (Tanzania), mau tetap menemani siswa waktu istirahat (Korea Selatan)
Jadi, sekolah yang baik selalu memiliki guru-guru yang hebat, seorang guru yang tidak hanya pandai memberi materi semata, namun mampu membangkitkan raksasa yang tertidur (Aweakening the giant within:Tony Buzan), pandai memotivasi, menginspirasi, dan yang terpenting tidak terkotak dan terkungkung oleh kurikulum. Semoga kita bisa menjadi guru inspiratif itu, karena ialah yang akan mengkilaukan kembali pendidikan kita yang terpuruk. Semoga, Amien.
Sumber :
http://heriyantonurcahyo213.gurusiana.id/article/menuju-sekolah-hebat-367980
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan masukkan ke dalam blog ini